Skip to main content

Sudahkah Sistem Informasi ITS menjadi Eco Campus yang Sesungguhnya?


Sudahkah Sistem Informasi ITS menjadi Eco Campus yang sesungguhnya? Pertanyaan inilah yang seharusnya kita renungkan. Apakah Eco Campus hanya sebuah hal indah yang ada di hari – hari kita tanpa kita pedulikan dan kita usahakan kelanjutannya.  Pihak ITS sudah sangat berupaya dalam menghijaukan kampus ITS kita tercinta, bahkan setiap malam ada saja petugas dengan truk tangki air yang menyirami tumbuhan di ITS. Bagaimana dengan sistem informasi kita? 

Apakah danau dadakan yang terbentuk selagi hujan di halaman Sistem Informasi ITS beserta ikan dan kodok adalah wujud kecintaan kita terhadap lingkungan? Apakah usaha kita membuang buntelan kertas ke tanah adalah usaha kita dalam memberi pupuk untuk lingkungan? Saya rasa semuanya adalah omong kosong. Cinta tanpa perbuatan adalah omong kosong. Bila kita mengatakan bahwa kita mencintai lingkungan maka kita harus menunjukkannya dengan perbuatan. Danau dadakan yang terbentuk di halaman Sistem Informasi ITS, terjadi karena berkurangnya lahan serap air. Fenomena ini terjadi akibat banyaknya sampah yang dibuang secara sembarangan ke halaman dan saluran air Sistem Informasi ITS. Ini yang dinamakan Eco Campus? 

Saat kita ditegur ketika kita membuang sampah sembarangan pun, ada saja alasan yang kita keluarkan. Mulai dari, “Kan yang saya buang sampah organik, nanti juga menjadi pupuk”, “Nanti juga ada yang bersihin kok”, “Saya kan memberi pekerjaan untuk pemulung”. Hal – hal apatis seperti inilah yang membuat hati kecil kita mati. Kita menjadi tidak peka akan lingkungan dan “mau enaknya sendiri” Mana yang merupakan generasi penerus bangsa? Mana yang akan menjadi penerus peradaban? Sebaiknya kita bercermin  dan membuka mata, hati, telinga kita.

Saya rasa dari pihak SI ITS juga belum mengusahakan secara maksimal untuk mewujudkan eco campus yang sebenarnya. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya sampah yang berserakan di saluran air,selokan,halaman luar SI, halaman antara SI dan TI, dan di belakang kelas TC 107. Sejaun ini, pembersihan sampah hanya dilakukan di lokasi – lokasi yang terlihat oleh orang banyak saja. Padahal, sampah yang menggunung, walaupun tersembunyi, dapat menjadi sarang nyamuk, tikus, kecoak, dan hewan – hewan pembawa penyakit lainnya. Selain itu, sampah yang menggunung, juga dapat mengurangi lahan serap air yangdapat menyebabkan genangan air. Genangan air yang besar dapat memicu terjadinya banjir, terlebih kampus SI tercinta kita dekat dengan sungai. 

Pihak kampus dan mahasiswa juga masih apatis terhadap isu lingkungan ini. Pihak kampus masih berpikiran, yang penting terlihat bersih, yang penting terlihat rapi. Hanya sekedar “terlihat. Mahasiswa juga hanya bisa mengeluh dan bersikap tidak peduli akan hal ini. Mahasiswa yang kritis dan peduli pun hanya bisa mengkritik dan menyuarakan ketidakpuasannya dalam berbagai media massa, tanpa adanya tindakan nyata dalam menanggapi masalah ini. Memang, ada beberapa mahasiswa yang sangat peduli akan hal ini dan memulai untuk membersihkan tumpukan sampah di kampus SI. Namun, usaha mereka tidak berlangsung lama karena hanya mereka saja yang bergerak. Mana yang lain? Mana semangat muda yang revolusioner? Semuanya hanya sekedar “semangat” saja. Semangat bersuara tanpa perbuatan. Ya, inilah wajah – wajah rakyat Indonesia pada umumnya. Suara tanpa perbuatan. Inilah yang menyebabkan Indonesia terus tertindas. Sudah saatnya kita bangkit!

Marilah kita mahasiswa dan pihak kampus SI ITS bersinergi demi mewujudkan eco campus yang sesungguhnya. Bersinergi berarti bersinkronisasi energi, artinya menyelaraskan pikiran, perbuatan,dan hati untuk mewujudkan hal yang sama yaitu terciptanya lingkungan Sistem Informasi ITS yang bersih, segar, sejuk, dan berwawasan lingkungan. Prestasi gemilang berawal dari lingkungan yang sehat. Bila SI kita bersih, ITS kita terawat, Surabaya hijau, dan Indonesia pun asri, maka Indonesia pun akan tersenyum. Mari kita buat Indonesia tersenyum mulai dari diri kita.
Baca juga dong: Aplikasi Kasir Online Omegasoft

Comments