Skip to main content

Ingin Sukses? Pakai Prinsip Pareto, 20% Produktif 80% Nikmatnya


Prinsip Pareto atau yang lebih dikenal dengan hukum 80/20 kembali saya temukan saat iseng-iseng membaca free magazine di kabin pesawat beberapa waktu lalu. Artikel itu sebenarnya hanya sebagai suplemenpenyedap saja bila dibandingkan warna-warni halaman tujuan-tujuan wisata yang lazim terdapat pada majalah-majalah penerbangan komersial. Tapi hampir di seluruh waktu perjalanan itu saya terus menerus merenungi dan membaca berulang kali, sebenarnya apa sih yang menarik dari prinsip tersebut?

Alkisah, adalah seorang ekonom berkebangsaan Italia bernama Vilfredo Pareto yang mencoba meneliti pola kekayaan dan penghasilan di Inggris pada tahun 1897. Konon dalam hasil penelitiannya ia menyimpulkan, bahwasanya 80 persen kekayaan negara dimiliki dan dinikmati oleh 20 persen populasi penduduk, dan 20 persen sisa kekayaan tersebut diperebutkan oleh 80 persen dari jumlah penduduknya.

Hmm, saya dan sobat mestinya juga pernah mendengar tentang hal itu, dimana hukum ekonomi selalu mengarah pada pola yang sama yang lambat laun jadi satu aturan baku. Namun oke lah, sebelum kita berbusa-busa ngga jelas kayak anggota DPR yang membahas ekonomi dengan lantang tapi selalu banyak alesan saat giliran sidang, kita terima saja dulu hasil penelitian Pareto dengan legowo, karena saya dibikin melongodengan lanjutan dari penelitian ekonom Italia ini. Apa pasal?

Setelah berargumentasi dan mendapat apresiasi akan ketepatan teorinya, Pareto membuat langkah mengejutkan dengan menyusun suatu simulasi. Ia mengasumsikan bila saja semua kekayaan negara itu dibagi rata ke semua populasi penduduk, dengan kata lain tiap orang mendapat harta yang sama dengan yang lainnya, fair, tanpa lebih atau pun kurang hingga ke receh-recehnya, maka dapat dipastikan bahwa dalam satu tahun ke depan, pola 80/20 itu akan terbentuk kembali!

Kenapa bisa begitu?
Inilah uniknya. Manusia, menurut Pareto, memiliki habit yang susah tuk dihilangkan, dan itu pun berlaku pada kebiasaan mengatur keuangan. Ilustrasinya, seseorang yang telah bekerja keras dan lambat laun menjadi kaya, akan terbiasa me-manage uangnya sedemikian rupa sehingga jikalau suatu hari kekayaannya anjlok, ia akan dengan mudah bangkit kembali, karena ia telah mengetahui dan merasakan bagaimana mengatur keuangan di masa-masa kritis saat perjuangan dahulu. Itu polanya, dan itu yang sudah menjadi habit-nya.

Adapun seseorang yang tadinya biasa saja namun mendadak kaya, sebagai akibat pemerataan kekayaan negara yang disebut di atas, hari-harinya akan disibukkan dengan fikiran bagaimana caranya untuk membelanjakan rejeki nomplok itu. Polanya sebagai seseorang yang biasa-biasa saja memainkan peran dominan. Sehingga setelah beberapa waktu kekayaan itu habis, ia akan kembali masuk dalam 80 persen populasi yang memperebutkan 20 persen kekayaan negara.

Sebentar. Ada baiknya kalau kita berkaca pada diri sendiri dulu aja deh. Bila saja ada kebijakan pemerintah yang mengisyaratkan perbankan tuk membagi rata kekayaan negri ini ke tiap warga negara Indonesia, yahmisalnya saja tiap-tiap dari kita mendapat bagian 500 juta. Nah, jujur, apa yang pertama kali terlintas dalam fikiran kita? Yup, apapun yang kita lakukan, itulah pola pikir yang akan menggiring kita ke habit/kebiasaan kita masing-masing. Dan prediksi mbah Pareto akan membuktikan, bahwa setahun kemudian kita akan meluncur kembali ke keadaan awal sebelum ada kebijakan pemerintah ngawur itu.

Sebegitu pasti kah? Well, sebagai bahan wawasan, prinsip 80/20 ini telah merambah dan dijadikan pola acuan pada bidang-bidang lain, yaitu seperti yang diterapkan pada psikologi, bisnis, manajemen waktu, dan bahkan blogging!

Bagaimana Prinsip 80/20 Dalam Blogging?
Seperti yang diulas oleh Paulus Herlambang dalam blognya..

Dalam dunia perblogan (blogging world), agaknya hukum ini juga berlaku. 80% dari omzet diraih oleh 20% blogger. Sedangkan 80% blogger (jumlah yang banyak itu) memperebutkan 20% omzet...Saya ngga menyinggung hal ihwal monetize blog karena memangindonesianer adalah blog non profit. Namun kenyataan bahwa prinsip Pareto berlaku juga dalam blogging adalah satu hal menarik. Di sini hukum 80/20 yang menyatakan 80 persen hasil datang dari 20 persen usaha bisa menjadi patokannya. Dan bila berbicara tentang manajemen waktu ngeblog, maka usaha 20 persen itu adalah usaha yang benar-benar efektif, seperti misalnya menulis artikel bermutu, rajin ber-backlink, menjalin komunitas dan jitu menerapkan trik-trik SEO. Kalau sudah begitu, katanya sih, 80 persen omzet niscaya dapat diraih *bener ngga ya :)*

Yah, terpisah dari yang ujung-ujungnya duit, manfaat blogging sejatinya lebih dari apa yang bisa diukur dari sekedar materi. Bertambahnya ilmu, wawasan dan juga sahabat saya rasa bisa juga diterapkan bila kitangeblog dengan prinsip 80/20, betul? :)

Tanggapan sobat?

Sumber :

Comments