Skip to main content

Resume Kuliah Tamu : Cara Menulis Ilmiah Populer

 

Apa itu menulis populer? Menurut Farid Gaban dari Pena Indonesia,menulis populer adalah menulis untuk pembaca ‘awam’. “Karena itu, berempatilah terhadap pembaca. Mudahkan urusan mereka dalam memahami tulisan kita, jangan mempersulit atau bahkan menyiksa”, pesan Bapak Farid.

Menurut Rudi Santoso, dosen STIKOM Surabaya yang juga merupakan kontributor Jawa Pos, penulisan ilmiah populer memiliki 5 karakteristik, yaitu : sederhana,tidak terlalu banyak istilah asing, tidak terlalu sering menyingkat kata atau menggunakan jargon, tepat sasaran (mengetahui benar siapa target pembacanya dan keinginan pembaca), dan menggunakan analogi sederhana. Penjelasan mengenai poin – poin tersebut akan dijelaskan di paragraf - paragraf di bawah ini.



Sederhana
Maksudnya adalah tidak berlebihan dalam menulis kalimat, penulisan kalimat langsung pada maksudnya, tidak berbelit – belit, 1 kalimat maksimal hanya terdiri dari 15 kata, menggunakan kata – kata yang biasa digunakan dalam hidup sehari – hari dan tidak mengandung makna yang ambigu. Sederhana di sini juga komplit, terdiri dari S-P-O-K, jadi pembaca mengerti betul akan isi bacaan tanpa berpikir keras. Kalimat yang sederhana adalah yang mudah dipahami.


Tidak terlalu banyak menggunakan istilah asing.
Penggunaan banyak bahasa asing pada tulisan yang ditujukan untuk khalayak umum sangat tidak disarankan. Alasannya adalah tidak semua orang memiliki tingkat perbendaharaan kata yang baik. Dalam penulisan ilmiah populer, target pembaca kita adalah orang awam, jadi kita harus mampu menyajikannya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siapapun. Penggunaan bahasa asing yang sulit dimengerti juga bisa menimbulkan perbedaan persepsi antar pembaca dan juga antara pembaca dan penulis. Misalkan penggunaan kata “Sophisticated” yang artinya memukau atau sangat menarik. Bila kata tersebut dicampurkan ke dalam tulisan ilmiah populer akan terjadi perbedaan persepsi.
Cohtohnya : Jalan – jalan ke Singapura, “sophisticated” dong.

Pembaca awam yang perbendaharaan bahasa inggrisnya kurang bagus akan kesulitan dalam memahami kalimat tersebut. Bisa saja mereka menafsirkan bahwa sophisticated adalah nama tempat yang direkomendasikan untuk dikunjungi bila kita ke Singapura, padahal artinya adalah sangat menarik.


Tidak terlalu sering menyingkat kata atau menggunakan jargon.
Penggunaan jargon yang terlalu sering juga akan menimbulkan perbedaan persepsi pembaca mengenai pesan yang ingin disampaikan dalam karya tulis.
Misalnya :

Aku ABCD (Aku Benar – Benar Cinta Dengan )kamu deh. Apalagi setelah kamu menjadi Sekwilda(Sekretaris Wilayah Daerah) di daerah Basra(Basuki Rahmat).
Bila saya menulis dengan tanda kurung yang berisi keterangan seperti di atas mungkin anda tidak akan bermasalah dalam menafsirkan kalimat tersebut, namu bayangkan bila saya menulisnya tanpa keterangan seperti contoh di bawah ini.

Aku ABCD kamu deh. Apalagi setelah kamu menjadi Sekwilda di daerah Basra.

Penggunaan gaya bahasa dalam kalimat di atas juga salah, terlalu banyak menggunakan bahasa gaul, juga terlalu banyak menggunakan singkatan, bukan merupakan kalimat yang baik dalam penulisan ilmiah populer.
Tepat sasaran (mengetahui benar siapa target pembacanya dan keinginan pembaca). 
Tepat sasaran di sini maksudnya adalah kita tahu betul siapa yang akan membaca tulisan kita dan tahu betul bagaimana pola pikir mereka dalam mengartikan suatu bacaan. Misalkan kita menulis buku ilmiah populer untuk anak usia dini. Sangat disarankan untuk menggunakan kata – kata yang sangat sederhana yang mudah dimengerti oleh anak usia dini.
Contoh yang benar :
Pelangi itu indah dan ada setelah hujan selesai.
Contoh yang salah :
Pelangi itu adalah karya Tuhan Yang Sangat Agung. Pelangi tercipta ketika spektrum cahaya terurai oleh tetes tetes air hujan yang menyebabkan spektrum cahaya putih terurai menjadi 7 warna penyusun pelangi.
Begitu pula bila kita menyajikan tulisan ilmiah populer untuk pembaca siswa SMA juga menyajikannya dengan kata – kata yang dipahami siswa SMA namun tidak terlalu sederhana seperti kita menulis untuk pembaca anak usia dini.



Menggunakan analogi yang sederhana.
Yang dimaksud di sini adalah dalam penulisan ilmiah populer, sebaiknya kita menggambarkan suatu hal atau suatu peristiwa dengan contoh yang sederhana yang mudah dipahami oleh setiap orang. Misalkan ada peristiwa terbentuknya hujan. Berikut adalah contoh yang salah dan yang benar dalam hal analogi sederhana.
Contoh yang benar :

Proses terjadinya hujan sebenarnya sangat sederhana. Sama ketika kita merebus air dalam panci tertutup. Kemudian uap airnya menempel pada tutup panci dan menjadi air kembali ketika api dimatikan dan panci sudah mulai mendingin. Sama seperti awan, ketika udara di langit mendingin uap air yang berkumpul menjadi awan berubah menjadi air kembali dan menjadi hujan.
Contoh yang salah :

Hujan terjadi ketika air di lautan mengalami evaporasi secara ekstrim dan berkumpul menjadi awan. Setelah terbentuk awan, pada ketinggian 1000 kaki dari laut tepatnya pada bagian atmosfer bernama litosfer, elektron – elektron listrik dalam awan mengelektrolisis awan menjadi awan cumulonimbus. Awan cumulonimbus inilah yang akan merubah awan lainnya menjadi hitam dan turunlah hujan.

Sekian dari saya semoga dapat bermanfaat buat anda.

Comments